LOCUSNEWS, SULTENG – Sejumlah Anggota DPRD Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, mengeluhkan pelayanan dua Rumah Sakit (RS) di daerah itu.
Keluharan terhadap yakni RS Anuntaloko Parigi dan RS Raja Tombolotutu lantaran dianggap tidak maksimal melayani pasien.
Ketua Fraksi Bintang Indonesia DPRD Parigi Moutong, Wawan Setiawan saat sidang Paripurna berlangsung mengaku menerima laporan dari pasien menggunakan layanan rawat inap.
“Kemarin di Tinombo Selatan, saya bertemu dengan masyarakat yang mengalami masalah pelayanan di RS Raja Tombolotutu. Sebenarnya mereka sudah menerima meninggalnya keluarga mereka. Tetapi mereka inginkan sisi aspek pelayanan,” ungkapnya Pada sidang paripurna berlangsung, Senin (14/06/2021).
Menurutnya, pelayanan di RS Raja Tombolotutu dianggap tidak maksimal. Pasalnya, Dokter terkesan lamban dalam memberikan penanganan terhadap pasien, yang mengakibatkan pasien meninggal dunia.
Kemudian, tidak tersedianya obat di RS Raja Tombolotutu, yang mengakibatkan pasien hanya diberikan Paramex, dan bubur.
Untuk memastikan kebenarannya, pihaknya turun langsung ke rumah sakit tersebut, dan apa yang dilaporkan masyarakat benar adanya. Alasan petugas, tidak ada ketersediaan obat di RS Raja Tombolotutu.
“Makanya disana ada istilah rumah sakit bubur dan Paramex, karena seperti itu kenyataannya. Itu sebabnya pasien selalu dirujuk ke RSUD Anuntaloko Parigi,” ujarnya.
Sementara itu, Sukiman Tahir, anggota DPRD Parigi Moutong juga mengeluhkan pelayanan dan fasilitas di RSUD Anuntaloko Parigi yang tidak beroperasi dengan maksimal.
Dari laporan masyarakat, fasilitas seperti AC dan WC di rumah sakit itu, tidak lagi bisa difungsikan. Bahkan, disalah satu bangunan mewah yang diketahui baru saja dibangun.
“Itu yang menjadi keluhan pasien disana. Dalam bangunan mewah dan baru itu banyak WC-nya tidak berfungsi. Jadi kalau mau ke WC, pasien sangat kesulitan,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Parigi Moutong, H. Badrun Nggai mengatakan, pelayanan kesehatan menjadi prioritas pemerintah daerah saat ini.
Sehingga, pihaknya heran dengan banyaknya keluhan pasien di rumah sakit terkait fasilitas seperti WC yang tidak berfungsi.
“Ini masalah kepedulian OPD-nya, saya juga menerima laporan soal itu. Sudah ada sarana air bersih dibangun disana. Tetapi saya heran dan tidak mengerti, persoalan WC masih saja dikeluhkan,” tandasnya.
Sementara itu RS Raja Tombolotutu, pengelolaan rumah sakit itu memang diakuinya terdapat sejumlah permasalahan saat dipimpin direktur lama. Sehingga, saat ini baru dilakukan pembenahan untuk memaksimalkan pelayanan.
“Soal obat, sebenarnya sudah ada anggarannya. Tapi memang soal pelayanan saja. Nanti saya akan lihat kembali disana, soal hanya diberi bubur dan Paramex,” tutupnya.
Reporter : BAMBANG