Joe : Saya Melihat Gejala Kepunahan Bahasa Daerah

Pemerhati Budaya Parigi Moutong, Joe. (Foto : Ist)

LOCUSNEWS,SULTENG – Salah seorang pemerhati budaya, Parigi Moutong, Joe melihat gejala kepunahahan bahasa daerah.

Ia katakan, muncul kekhwatiran itu setelah membaca penelitian yang dilakukan Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah, menyebutkan di beberapa kabupaten, menemukan sejumlah bahasa lokal yang kini terancam punah akibat minimnya penutur bahasa.

Sehingga menurutnya, ancaman kepunahan bahasa daerah harus disikapi dengan serius. Sebab, tidak menutup kemungkinan menimpa pula bahasa daerah di Parigi Moutong.

” Saya melihat perkembangan saat ini, terutama di kalangan pelajar sudah sangat jarang menggunakan bahasa ibu, yaitu bahasa kaili,” kata Joe, Senin 18 Oktober 2021.

Kata Joe, hal kepunahan terjadi karena beberapa faktor, yakni lingkungan, pergaulan dan faktor perkawinan antar suku.

” Anak-anak mereka otomatis tidak lagi menggunakan bahasa daerah, baik bahasa daerah bapaknya maupun ibunya, ” ungkap Joe.

Upaya menjaga dan melestarikan bahasa ibu, Joe mengatakan, perlu adanya usaha-usaha yang serius, seperti memasukkannya dalam kurikulum sekolah dari tingkatan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tentu lanjut dia, melalui intervensi eksekutif dan Legislatif membuat regulasi atau himbauan kepada pihak sekolah dalam hal mencintai budaya lokal.

” Di Kabupaten Parigi Moutong belum ada mata pelajaran khusus tentang bahasa daerah dan adat serta budayanya, kalaupun ada hanya sebagian kecil saja,” kata Joe.

” Makanya perlu ada pelajaran daerah berdasarkan pembagian ataupun pemetaan, karena kita tahu Parigi Moutong memiliki suku asli yang beragam seperti Kaili, Lauje, Tajio, Tialo, dan lain-lain,” tutupnya.

Wawa Toampo

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *