Kelakar Gubernur Sulawesi Tengah “Di Laut Kita Jaya, di Darat Kita Buaya” 

Gubernur Sulawesi Tengah, H. Anwar Hafid. (Foto : LN/Deni)

LOCUSNEWS, PARIMO – Gubernur Sulawesi Tengah, H. Anwar Hafid sempat berkalakar atau melempar kalimat candaan saat menyampaikan sambutan pada Rapat Paripurna DPRD Parigi Moutong, Rabu (4/6//2025).

Paripurna tersebut dalam rangka serah terima jabatan sekaligus pidato sambutan Bupati Parigi Moutong periode 2025-2030.

Mulanya, Anwar Hafid menjelaskan program Berani Tangkap Banyak. Namun, di tengah-tengah menjelaskan program tersebut ia melontarkan kalimat “Di Laut Kita Jaya di Darat Kita Buaya”

Candaan gubernur ini disambut tepuk tangan dan galak tawa seisi ruangan tak terkecuali Bupati Parigi Moutong, Erwin Burase dan ketiga pimpinan DPRD.

Usai candaan yang membuat ruangan riuh, gubernur kembali meneruskan sambutannya. Anwar menekankan, dalam program Berani Tangkap banyak agar nelayan tetap berjaya pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah konkret.

Pertama kata dia, pemerintah provinsi dan kabupaten harus bekerjasama menghilangkan praktik illegal fishing yang menyebabkan populasi ikan berkurang.

“Bagaimana agar populasi ikan itu tetap banyak, maka solusinya illegal fishing harus tuntas diperairan Sulawesi Tengah,” ungkapnya.

Untuk menutaskan praktik illegal fishing, kata Anwar dubutuhkan keterliban unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) sebagai garda terdepan menjaga perairan.

“Bagaimana pak Camat, Kapolsek, dan Danramil diberikan biaya khsusus mengawasi laut dari pembooman ikan,” sebutnya.

Ia mengaku telah berbicara dengan para ahli bahwa jika selama tiga tahun tidak terjadi praktik illegal fishing, maka hasil tangkapan nelayan akan melimpah.

“Menurut ahli jika dalam waktu tiga tahun berturut-berturut tidak ada pembooman, maka ikan-ikan itu akan kembali lagi ke perairan kita,” jelas Anwar 

Lanjut Anwar, kedua berkaitan dengan alat tangkap. Berkenaan dengan hal tersebut, ia mengingatkan agar nelayan tidak boleh lagi dibantu dengan alat tangkap berukuran kecil.

“Saya sudah bilang untuk anggaran provinsi mau dari pokok pikiran (Pokir) atau lainnya, jangan lagi nelayan dibatu dengan alat-alat kecil. Supaya nelayan kita bisa raja di laut. Sekarang ini kita menjadi penonton di laut sendiri,” pungkasnya.

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *