LOCUSNEWS, SULTENG – Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK), I Wayan Budiantara mengakui tidak selesainya pekerjaan empat paket proyek di RS Pratama Moutong.
” Semua bangunan dari empat empat paket proyek itu rata-rata tidak selesai karena pagu anggarannya tidak tidak mencukupi. Jadi dikerjakan sesuai kemampuan RAB,” kata I Wayan Budiantara, Rabu 25 Agustus 2021.
Ia merinci, untuk gedung rawat inap kelas II misalnya, ketambahannya tinggal pengecetan dan pekerjaan bagian belakang yang sisa sedikit lagi. Kalau untuk plafon dan keramik sudah terpasang, sambil membenarkan untuk pembangunan paket proyek beberapa item juga tidak selesai.
” Seperti gedung farmasi itu baru strukturnya, plafon dan lantai memang belum, termasuk daun-daun jendela,” urainya.
Menurutnya, pembangunan gedung itu bisa selesai dikerja hingga bisa ditempati, namun dengan metode merubah ukuran bangunan. Tapi, hal itu tidak dilakukan, sebab hasilnya tidak akan memenuhi standar bangunan.
” Kondisi bangunan di RS Pratama Moutong mirip dengan peristiwa pembangunan rumah jabatan Dinas Kesehatan yang terletak di kota Parigi,” ucapnya.
Ia menambahkan, pada perencanaan, pengguna anggaran telah berjanji akan menganggarkan kembali kelanjutan dari kekurangan pembangunan tersebut.
Lanjut dia, berdasarkan hitung-hitungan, untuk kelanjutan penyelesaian pembangunan gedung-gedung itu tidak memakan biaya besar.
“ Komitmen pembuat anggaran, kelanjutan pembangunannya akan dilanjutkan pada tahun berikutnya, dan sampai sekarang tidak dilanjutkan,” ungkapnya, sembari menegaskan bahwa semua sudah berdasarkan hasil dari konsultan perencana.
Untuk diketahui, pada tahun 2018 pemerintah menganggarkan empat paket proyek di RS Pratama Moutong. Empat paket itu masing-masing rumah dinas dokter umum dengan anggaran sebanyak Rp280 juta lebih.
Rumah dinas dokter spesialis senilai Rp841 juta lebih, gedung rawat inap kelas II Rp773 juta lebih, dan gedung farmasi Rp536 juta lebih.
Semua paket tersebut dibawahi I Wayan Budiantara sebagai PPK.
Reporter : Bambang