LOCUSNEWS,SULTENG – Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama (Kemenag) kembali menggelar Kompetisi Film Pendek Islami (KFPI) serentak di seluruh Indonesia.
Koordinator Seksi Penais dan Sistem Informasi Kanwil Kemenag Sulteng, Soyan Arsyad mengatakan, berbeda dengan tahun 2021, karya yang dilombakan bukan lagi film animasi pendek Islami, melainkan film pendek Islami mengusung tema “Ku Syiar Islam dengan Caraku”.
“Rangkaian ivent yang telah menjadi agenda tahunan Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama ini dihelat mulai Pebruari hingga Agustus 2022,” ujarnya.
Menurut dia, kompetesi film pendek Islami dibagi dalam dua tahap. Seleksi penjurian tahap pertama dilakukan di tingkat provinsi pada Juni hingga Juli 2022. Tiga karya film terbaik akan diikutsetakan mewakili provinsi pada kompetisi tingkat nasional pada bulan Agustus 2022.
“Tokoh perfiliman Indonesia Christin Hakim, akan menjadi ketua dewan juri di tingkat nasional,” kata Sofyan Arsyad.
Ia menuturkan, selain bertujuan mensosialisasikan moderasi beragama di kalangan generasi muda, iven tersebut diharapkan memberikan kesempatan kepada kaum milenial untuk memanfaatkan teknologi dalam mensyiarkan agama Islam.
“Kita berharap dari KFPI akan lahir para profesional muda di bidang perfiliman yang berperan dalam menguatkan kecintaan masyarakat kepada agama dan tanah air,” urainya.
Dijelaskannya, panitia menyiapkan hadiah yang cukup menggiurkan. Untuk seleksi tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, total hadiah bagi juara I hingga harapan III sebesar Rp 26 juta.
Sedangkan untuk tingkat nasional memperebutkan total hadiah Rp 150 juta. Karya film terbaik akan diputuskan oleh dewan juri yang berasal dari unsur praktisi perfiliman, budayawan, professional, akademisi media dan influencer.
Sofyan berharap, iven KFPI menjadi tantangan dan kesempatan bagi generasi muda di Sulteng untuk menunjukkan kepiawaian di bidang perfiliman.
“Tunjukkan jika anak muda di Sulteng juga bisa. Mengapa tidak mencoba, bila mencoba tidak mengapa,” ujarnya memberikan spirit.
Adapun lanjut dia, Syarat peserta lomba cukup sederhana, yakni WNI beragama Islam dan berusia maksimal 40 tahun. Selain itu, karya film bersifat perorangan atau kelompok, dan setiap peserta dapat mengirimkan tiga judul film ke dalam satu akun media sosial.
Sementara kriteria film ditetapkan antara lain, jenis film berupa fiksi atau documenter, durasi 6 s.d 10 menit, dan film berisi promosi, himbauan, seruan atau informasi positif sesuai tema yang ditetapkan.
Saat pendaftaran , kata Sofyan, peserta menyertakan thriller berdurasi 30-60 detik untuk publikasi. Terpenting lagi, lanjutnya, peserta mewakili daerah yang sama sesuai dengan identitas KTP peserta bersangkutan.