LOCUSNEWS,SULTENG – Bupati Morowali Utara (Morut), Provinsi Sulawesi Tengah, Delis Julkarson Hehi, meminta pengelola Balai Benih Ikan (BBI) Korowalelo, Kecamatan Lembo, menghasilkan bibit ikan gabus skala besar.
Perihal itu disampaikannya saat meninjau BBI satu-satunya di Kabupaten Morut dan Morowali itu, Sabtu, 5 Februari 2022.
“Saya minta BBI ini fokus mengembangkan pembibitan ikan gabus karena kita berobsesi untuk menjadi pusat pembibitan ikan gabus di Sulteng bahkan Indonesia. Kalau kalian berhasil, saya akan kasi penghargaan khusus,” ujar Bupati Delis kepada Kepala Dinas Perikanan Yunber Bamba, dan sejumlah staf BBI Korowalelo.
Kata dia, alasan fokus mengembangkan ikan gabus karena merupakan komoditi yang relatif mudah dan murah dibudidayakan, sudah banyak dikenal masyarakat, potensi pasarnya besar, dan kandungan proteinnya tinggi sehingga menjadi komoditi yang cepat dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat, khususnya dalam mengatasi kekerdilan (stunting).
Sebab itu, Delis meminta Kadis Perikanan untuk mengusulkan peralatan laboratorium yang terkait langsung dengan kepentingan perbenihan serta mengirim beberapa staf BBI Korowalelo untuk melakukan studi banding ke BBI yang sudah maju di Pulau Jawa.
“Masa depan Morut ini adalah sektor pertanian dan perikanan karena sektor ini terbukti tahan terhadap resesi ekonomi, dan dampak pandemic Covid-19 sehingga menjadi sektor yang cepat dan mudah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ucapnya.
Kepala Dinas Perikanan Morut Yunber Bamba, mengatakan bahwa BBI Korowalelo yang menghasilkan ribuan benih ikan nila, mujair, mas dan lele tiap bulan itu, kini mulai mengembangkan pembibitan ikan gabus.
“Terdapat enam pasang (jantan-betina) calon induk ikan gabus yang sedang kami pelihara dan disiapkan menjadi indukan berkualitas penghasil anakan ikan gabus,” terang Yunber.
Pihaknya juga memelihara ratusan ekor bibit ikan gabus yang diambil langsung dengan jaring dari perairan bebas.
BBI Korowalelo selama ini menyalurkan puluhan ribu ekor benih ikan berbagai jenis terutama nila, mujair dan mas ke berbagai kabupaten khususnya Morowali dan Morowali Utara. BBI ini memiliki lebih 10 kolam besar dan kecil, namun sebagian besarnya sudah tidak bisa digunakan karena rusak.
“Kesulitan kami saat ini untuk meningkatkan produksi benih di BBI adalah kurangnya kolam pendederan. Sebenarnya banyak sekali permintaan masyarakat, namun belum mampu kami penuhi. Meski demikian, BBI ini sudah menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) setiap tahun,” tutupnya.
RoMa/Ryo