LOCUSNEWS,PARIMO – Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Parigi Moutong Sunarti, menyebut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat angka putus sekolah di daerah itu masih tinggi, sudah terjadi perubahan.
Meski demikian, Sunarti tak membantah soal data BPS yang mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Parimo masih rendah karena faktor tingginya angka putus sekolah.
“Memang sesuai data BPS IPM masih rendah kerena angka putus sekolah di Parimo masih sangat tinggi dibandingkan kabupaten lain di Sulteng, namun secara angka sudah ada perubahan,” ujar Sunarti saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (8/2/2023).
Misalnya menurut dia, dalam data BPS tercatat masih banyak anak lama berlajarnya singkat atau hanya sampai ke jenjang SD, bahkan tidak tamat SD. Ternyata tidak demikian setelah dilakukan pengecekan dengan nama dan alamat.
“Ternyata ada di data itu yang tidak tamat SD setelah dikonfirmasi di lapangan sudah lulus D3. Nah itu contohnya. Ada juga yang terdaftar anak tidak sekolah itu dia masih balita,” sambungnya.
Sunarti menegaskan, ketidak sesuaian data BPS dengan fakta di lapangan setelah pihaknya memprogramkan turun ke desa untuk memferivikasi data tersebut.
“Kita cek langsung di desa-desa data. Setelah diferivikasi ternyata itu masih secara global. Setelah kita cek ternyata tidak seperti itu lagi,” tekannya.
Ia menyatakan, pemerintah kabupaten Parimo melalui Dikbud telah berupaya mengurai permasalahan anak putus sekolah dengan membuka pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) di setiap kecamatan.
“Kita terus mendorong anak-anak yang putus sekolah agar terus belajar melalui program satu kecamatan minimal satu (PKBM),” urainya.
Sunarti menambahkan walaupun masih banyak kelemahan dari hasil fervikasi, tapi paling tidak ada data pembanding yang didapatkan untuk
disandingkan dengan data BPS.
Lanjut dia, saat ini untuk kesempurnaan data tersebut sedang diolah oleh masing-masing bidang teknis kemudian disatukan menjadi dokumen hasil pendataan.
“Kita sementara olah datanya. Jika sudah rampung kita bisa komplain data BPS, bahwa jumlah masyarakat kita yang putus sekolah tidak sebesar itu,” pungkasnya.