LOCUSNEWS, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendorong setiap daerah mengoptimalkan peran Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dalam mendukung program pengentasan kemiskinan.
Tito meyakini, bila semua daerah bahu-membahu dengan Baznas dalam meyakinkan para wajib zakat (muzakki) untuk menunaikan zakat, maka penanganan terhadap masyarakat miskin akan lebih maksimal.
“Zakat sangat berpotensi membantu program pengentasan kemiskinan, sehingga perlu digali secara optimal,” jelas Tito saat memimpin Rakor Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja Kantor Pusat Kemendagri, Senin.
Dia mengatakan, terdapat beberapa indikator potensi pemetaan zakat, diantaranya zakat pertanian, zakat deposito, zakat perusahaan, dan zakat penghasilan termasuk gaji sebagai asisten atau pejabat negara.
“Potensi tersebut dinilai menjadi sumber terbesar pengumpulan zakat,” urainya.
Mendagri menyebut, potensi zakat umat muslim baik secara global maupun di Indonesia begitu besar. Potensi tersebut perlu dimanfaatkan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu atau yang tergolong mustahik dalam memenuhi kebutuhannya.
Karena itu, kepala daerah juga perlu membangun kerja sama dengan Baznas dalam mengelola zakat. Dengan begitu, zakat yang telah diterima tidak sekadar disimpan, tapi dapat segera disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya.
“Ini (potensi zakat) kan jauh melebihi dana bansos (bantuan sosial) yang ada total nasional maupun melebihi total dana bantuan belanja tidak terduga yang ada dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) semua daerah,” terang Mendagri.
“Saya meminta kepala daerah mendorong masyarakat agar menunaikan zakat 2,5 persen, mengingat hal itu merupakan kewajiban bagi umat Islam,” kata Tito menambahkan.