LOCUSNEWS, PARIMO – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko Parigi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Revi Tilaar terkesan tidak mau disalahkan soal dugaan malpraktek yang terjadi di Rumah Sakit (RS) dipimpinnya.
Dugaan malprakter itu terkait kesalahan transfusi darah terhadap pasien atas nama Masdiana. Masdiana pasien bergolongan darah O justru oleh perawat disalurkan darah B.
Revi menegaskan, yang menjadi tanggungjawab direksi adalah memperkerjakan Nakes yang memiliki kompetensi. Revi justru menyampaikan tidak mungkin melakukan kontrol satu persatu-persatu kinerja Nakes dalam melaksanakan tugasnya.
“Jadi tanggungjawab kami selaku direksi ini mempekerjakan orang harus punya SIP, harus punya STR, dan harus punya SOP. Jadi, apa guna mereka punya kompetensi. Masa kami direksi harus lihat mereka punya kerja satu per satu. Ada tujuh ratus lebih orang di RS kami harus teliti satu-satu, ini salah, ini salah,” ujar Revi.
“Kecuali kami memperkerjakan orang tidak punya STR, SIP, SOP, kemudian izin, itu baru kami disalahkan,” kata Revi saat memberi penjelasan pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Parimo, Rabu (14/8/2024).
RDP dengan salah satu agendanya membahas persolan kesalahan transfusi darah yang terjadi di RSUD Anuntaloko Parigi dipimpin Ketua DPRD Parimo, Sayutin Budianto.
Revi mengatakan, Ihwal kesalahan transfusi darah terhadap pasien bukan menjadi tanggung jawab dirinya, sebagaiman diatur dalam Undang-Undang (UU). Revi pun menyebut pasien yang salah transfusi darah telah sembuh.
“Ini UU, ini yang kami bicarakan peraturan. Tangung jawab kami di situ. Kemudian pasien sudah sembuh coba tanya ketua dan wakil ketua komisi saat audiensi dan ketemu pasien di RS, pasien sudah sembuh,” ungkap Revi.
Pantuan media ini akibat ulah Direktur RSUD Anuntaloko yang terkesan hanya menyalahkan perwat, membuat ketua DPRD Parimo, Sayutin Budianto marah. Sayutin kemudian meminta Revi Tilaar meminta maaf kepada keluarga pasien. Atas permintaan itu, Revi Tilaar menyampaikan permohonan maaf.