PETI Tirta Nagaya Kembali Beroperasi, Warga Akan Demonstrasi di Polda Sulteng

Aliran sungai Lambunu, Kecamatan Bolano Lambunu, yang berubah warna kuning ke merah-merahan yang diduga kuat akibat aktivitas PETI di Desa Tirta Nagaya. (Foto : Tim/ LN)

LOCUSNEWS,PARIMO – Sejumlah warga kecamatan Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), berencana akan mengelar aksi demonstasi di markas kepolisian daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng).

Aksi demo yang direncanakan pekan depan itu, bentuk kekecewaan warga setempat atas beropersinya kembali pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Tirta Nagaya, Kecamatan Bolano Lambunu.

“Aksi demo ini merupakan puncak kemarahan warga yang merasa tidak adanya kepedulian aparat penegak hukum (APH) khsusnya kepolisian atas keluhan masyarakat terkait PETI,” kata Halik, di Parigi, Jumat (21/2/2025).

Halik mengungkapkan, aktivitas PETI menggunakan banyak excavator di empat titik wilayah Tirta Nagaya hanya berhenti beberapa hari pasca demo tolak tambang ilegal di kecamatan Taopa. 

Padahal, kata Halik, secara nyata aktivitas PETI tak hanya menimbulkan kerusakan hutan, pun memicu pencemaran air sungai yang selama ini dimanfaatkan penduduk dibeberapa desa, baik untuk kebutuhan keseharian maupun pengairan ke lahan sawah. 

“Saat ini kembali beroperasi. Kemarin ada alat excavator naik ke lokasi tambang di Tirta Nagaya. Ini kita berencana mo demo langsung di kantor Polda Sulteng meminta sikap tegas Kapolda, ” sebut Halik yang merupakan warga desa Kota Nagaya ini.

Menurut Halik, beberapa hari terakhir ini, masayarakat diprakarsai kalangan pemuda dan mahasiswa melakukan konsolidasi mematangkan persiapan aksi depan kantor Polda Sulteng, di Kota Palu. 

Pada aksi damai itu, para demonstran akan menyampaikan sejumlah poin tutuntutan ke Kapolda Sulteng, diantaranya mendesak penutupan  tambang ilegal Tirta Nagaya. 

Selain itu, lanjut Halik, mendesak Kapolda mengusut dan menindak tegas para pemodal PETI yang terkesan kebal hukum, termasuk meminta agar Kapolsek Bolano Lambunu dicopot, sebab terkesan membiarkan aktivitas PETI  di wilayah hukumnya.

“Pokoknya, kita akan aksi demo di Polda Sulteng. Mendesak tutup aktivitas PETI, usut semua siapa pemilik alat dan pemdodal, termasuk meminta Kapolda mencopot Kapolsek Bolano Lambunu, ” pungkasnya.

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *