LOCUSNEWS, MAGELANG – Bupati Morowali Utara (Morut) Delis Julkarson Hehi mengatakan kegiatan Retret menjadi memon refleksi bagi semua kepala daerah sebelum melaksanakan tugas melayani rakyat.
“Kegiatan ini memberikan ketenangan dan menjadi momen refleksi bagi kami semua,” terang Delis di Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Minggu (23/2/2025).
Delis menjelaskan, Retret tidak hanya menjadi ajang pembekalan kepemimpinan, tetapi juga wadah untuk membangun jaringan dan solidaritas di antara kepala daerah dari berbagai wilayah.
Menurut Delis, melalui serangkaian sesi diskusi dan pembekalan, diharapkan para pemimpin daerah dapat membawa wawasan baru yang dapat diterapkan dalam pemerintahan masing-masing guna meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.
Delis Dalam keterangannya menyampaikan
sejak pagi, Bupati Delis menuju Gereja GBI Keluarga Allah di Jl. Panembahan Senopati No.7, Jurangombo Utara, sementara peserta lainnya beribadah sesuai keyakinan masing-masing di tempat yang telah disediakan.
Sesi ibadah ini lanjut Delis, merupakan bagian penting dalam rangkaian kegiatan retret yang berlangsung selama delapan hari, dari 21 hingga 28 Februari 2025.
“Jadi dari pagi tadi, dari mulai apel sampai jam 10 adalah waktunya ibadah untuk semua agama,” ujarnya
Setelah sesi ibadah, kegiatan dilanjutkan dengan paparan dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) yang membahas strategi kepemimpinan dan ketahanan daerah.
Materi tersebut, kata Delis, menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi kepala daerah dalam menjalankan pemerintahan, termasuk dalam hal kebijakan publik, pembangunan berkelanjutan, serta stabilitas politik dan keamanan daerah.
“Para kepala daerah diberi kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai pengelolaan pemerintahan di wilayah masing-masing,” ucapnya.
Sementara pada malam harinya, Menteri Keuangan Sri Mulyani dijadwalkan memberikan pemaparan mengenai efisiensi anggaran dan pengelolaan keuangan daerah.
“Materi ini menjadi salah satu sesi yang paling dinantikan, mengingat kepala daerah memiliki tantangan dalam menyeimbangkan anggaran untuk pembangunan tanpa mengabaikan efisiensi dan transparansi,” pungkasnya.