Kenaikan HBA Awal Juli 2025 Tunjukkan Dinamika Pasar Global

Foto IST

LOCUSNEWS, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) Periode Pertama Juli 2025 sebesar USD107,35 per ton, naik signifikan sebesar USD8,74 atau 8,86% dibanding periode sebelumnya. 

Kenaikan ini mengindikasikan kembali menguatnya harga pasar batubara global untuk jenis batubara berkalori tinggi.

Namun, tidak semua jenis batubara mengalami kenaikan harga. Dalam periode yang sama, batubara berkalori menengah hingga rendah justru mengalami penurunan harga, mencerminkan ketidakseimbangan permintaan di pasar internasional.

“HBA periode pertama Juli 2025 hanya naik untuk batubara kalori tinggi di atas 6.000 kcal/kg GAR, sedangkan HBA untuk kalori di bawahnya justru menurun,” ungkap Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Tri Winarno, di Jakarta, Jumat (11/7), dikutip dari laman kementerian ESDM.

Adapun rincian nilai HBA berdasarkan jenis kalori untuk periode 1–14 Juli 2025 adalah sebagai berikut:

1. HBA (6.322 GAR): USD107,35 → naik 8,86%

2. HBA I (5.300 GAR): USD71,50 → turun 5,47%

3. HBA II (4.100 GAR): USD49,78 → turun 0,94%

4. HBA III (3.400 GAR): USD35,87 → turun 0,75%

Kebijakan penetapan HBA ini diatur dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 72 Tahun 2025, yang juga mengatur formula perhitungannya. 

HBA ditetapkan berdasarkan rata-rata harga jual batubara aktual perusahaan pertambangan dalam transaksi Free on Board (FOB) pada aplikasi ePNBP Minerba. 

Pengambilan sampel harga didasarkan pada periode pengapalan Minggu kedua Mei hingga Minggu pertama Juni 2025.

Tri Winarno menjelaskan bahwa kenaikan HBA untuk batubara kalori tinggi dipengaruhi oleh meningkatnya harga jual pada transaksi periode tersebut, yang diduga dipicu oleh permintaan dari pasar Asia Timur dan fluktuasi pasokan global.

Namun secara tahunan (year-on-year), HBA Periode Pertama Juli 2025 justru lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni turun sebesar USD23,09 atau 17,70% dari USD130,44 per ton pada Juli 2024. 

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penguatan dalam jangka pendek, pasar batubara global masih dalam fase pemulihan.

“Fluktuasi harga batubara seperti ini mencerminkan dinamika energi dunia dan harus diantisipasi oleh pelaku industri di dalam negeri, baik dari sisi produksi maupun perencanaan ekspor,” tutup Tri.

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *