Parimo  

Agar Untung Besar Pangkalan LPG Bersubsidi Bersekongkol Dengan Pengecer

Ilustasi foto tabung gas 3 kg

LOCUSNEWS,SULTENG – Sejumlah pangkalan Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg di Kota Parigi, Kecamatan Parigi, ditengarai bersekongkongkol dengan pengecer demi raup keutungan.

Salah seorang pengecer yang meminta namanya dirahasian membenarkan persengkolan tersebut. Ia menyampiakan memperoleh jatah dari pangkalan dengan harga Rp 22 ribu per tabung.

“ Saya menjual tabung gas hanya RP. 35.000, sedangkan pengecer lain menjual sampai 45.000, malah ada beberapa pengcer justru sudah menguasai pangkalan dan tidak lagi untuk keperluan rumah tangga,” bebernya.

Menurutnya, pemilik pangkalan hanya akan memberikan jatah ke warga sebanyak 20 tabung. Selebihnya kata dia, akan diberikan untuk pengecer dengan harga Rp 22 ribu hingga 25 ribu.

” Pangkalan yang menjual kepada warga untuk keperluan rumah tangga, namun hanya sekitar 20 tabung, sementara jatah dari agen 100 buah tabung gas, sisa dari itu dijual ke sejumlah pengecer dengan harga Rp 22 ribu sampai Rp 25 ribu per tabung,” ujar sumber yang enggan memberitahu nama pangkalan.

Yanti (40), salah seorang warga Kelurahan Bantaya mengaku kesulitan setiap kali membeli tabung gas 3 kg di pangkalan, karena sering kali kehabisan stok atau dijual dengan harga mahal.

” Selalu dibilang habis, padahal mobil mengangkut tabung baru saja beranjak dari pangkalan. Bahkan, saya beberapa kali mau beli tabung tiga kilogram di pangkalan lorong cinta, malah pernah saya disuruh isi buku pembelian warga dari wilayah sausu, sementara yang menjual bukan pemiliknya tetapi pengcer,” ungkapnya.

Kabag Ekonomi Setda Parigi Moutong, Haris Rahim membenarkan terjadinya pendistribusian gas LPG 3 Kg dari pangkalan ke pengecer, sayangnya ia enggan menyebut nama pangkalan dimaksud.

” Tadi ada lagi zona penanggihan kita kasih keluar karena ada bukti sempat di foto penyaluran pangkalan di Parigi ke toko-toko. Itu kan pelanggaran,” imbuhnya.

Ia mengakui, rata-rata pangkalan di wilayah parigi menujual melibihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Padahal, sesuai edaran gubernur untuk wilayah parigi HET hanya Rp 18 ribu.

Ia mengatakan, terus melakukan pengawasan terhadap oknum pangkalan yang nekat menjual dengan harga tinggi terutama ke pengecer untuk meraup keuntungan.

” Yang susah mencari bukti selama ini kami hanya menerima laporan. Jika kami temukan bukti akan ditegur dan diberi sanksi penangguhan izin. Untuk pangkalan hj Sahira di lorong cinta kami pernah menegur karena mejual dengan harga Rp 22 ribu,” pungkasnya.

Bambang

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *