LOCUSNEWS,SULTENG – Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Parigi Moutong, Lewis, minta penanganan Stunting libatkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di daerah itu.
Penegasan itu disampaikan Lewis saat membuka kegiatan Lokakarya II Percepatan Penanganan dan Penurunan Stunting Tahun 2022, bertempat di Aula Bappelitbangda, Parigi Moutong, Senin, 20 Desember 2021.
Kata Lewis, penanganan stunting tidak hanya satu atau dua OPD saja terlibat, tetapi dibutuhkan keterlibatan semua OPD agar penaganan Stunting berjalan baik dan berkesinambungan.
“Saya minta tidak hanya satu OPD saja tangani stunting tetapi semua OPD terlibat dalam Penanganan stunting,” harapnya.
Menurut dia, yang terpenting dalam penanganan stunting adalah analisis situasi. Sebab, kata ia untuk mengetahui desa mana yang menjadi lokus penting penanganan stunting sehingga mudah untuk mengidentifikasi prevalensi stunting.
“Analisis situasi juga untuk mengetahui gizi spesifik dan sensitif terhadap sasaran rumah tangga. Saya minta juga kebutuhan program untuk tahun 2022 adalah kesetersediaan program, analisis situasi,” tandasnya.
Sementara itu, panitia Lokakarya sekaligus Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan, Kabupaten Parigi Moutong, Kurnia mengatakan, stunting adalah gagal tumbuh anak akibat kekurangan gizi kronis, sehingga perlu penanganan serius dalam percepatan penurunannya.
Ia menjelaskan, untuk tahun 2021 penurunan stunting di Kabupaten Parigi Moutong sudah mencapai 11,3 persen. Targetnya, di tahun 2022 diturunkan lagi, dan perlunya untuk memahami permasalahan gizi spesifik dan gizi sensitif.
Untuk diketahui, Kegiatan yang dihadiri 73 orang itu menghadirkan narasumber Tim Ahli Analisis Situasi dari Universitas Tadulako Palu.
Abd.Gafur