Saat Ancaman El Nino, Sulawesi Tengah Justru Alami Peningkatan di Sektor Pertanian

Kepala Dinas TPH Sulteng, Nelson Metubun. (Foto : Istimewa)

LOCUSNEWS, PALU – Direktur Jenderal (Dirjen) Kementerian Tanaman Pangan RI, Gatot Irianto mengungkapkan, Sulawesi Tengah (Sulteng) termasuk satu dari empat provinsi yang mengalami peningkatan sektor pertanian di tengah ancaman El Nino. 

Menurut Gatot, tiga provinsi lainnya yakni, Sumatera Barat, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Informasi mengenai hal tersebut diungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Sulteng, Nelson Metubun di Palu, Minggu (29/10/2023), dikutip dari rilis DKIPS Sulteng.

“Alhamdulillah, di tengah terpaan ancaman El Nino, sektor pertanian Provinsi Sulteng menunjukkan trend positif dibandingan provinsi lainnya,” ujarnya.

Kata Nelson, dalam mengantisipasi dampak El Nino, ia melakukan imbauan serta petunjuk antispasi dampak El Nino ke seluruh kabupaten/kota se Sulteng.

Petunjuk itu antara lain, agar menyesuaikan waktu tanam dengan gejala El Nino, menyiapkan sarana produksi, menyiagakan brigade organisme pengganggu tanaman.

Selain itu, penyiapan sumur artesis, embung serta intens melakukan koordinasi dengan instansi terkait menyangkut pengairan, distribusi pupuk.

Kemudian, lanjut Nelson, Pemprov Sulteng melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) melalui zoom meeting hybrid dipimpin langsung Wakil Gubernur Sulteng Ma’mun Amir.

Kesempatan tersebut, menghadirkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait prediksi El Nino, PT. Asuransi Jasindo untuk perlindungan bagi petani, Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) dalam langkah-langkah antisipatif. 

Ia menambahkan, Rakor tersebut menghasilkan beberapa poin diantaranya, setiap Kabupaten dan Kota menyiapkan lahan minimal 1000 hektar sebagai lahan cadangan pangan. 

Lalu, Pemprov Sulteng melalui UPTD Proteksi Dinas TPH menyiapkan sarana dan prasarana brigade penanggulangan DPI. 

“Selanjutnya Pemprov Sulteng melalui Dinas TPH menyiapkan benih cadangan sebesar 9.000 hektar, untuk tanaman padi 3.000 hektar, jagung dan 781 hektar untuk kedelai,” pungkasnya.

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *