LOCUSNEWS, PARIMO – Dengan alasan tidak mau mengurangi pendapatan rumah sakit, Direktur RSUD Anuntaloko Parigi, Revi Tilaar enggan memindahkan pasien yang sedang menjalani rawat inap di gedung kelas III rumah sakit setempat.
Padahal, saat bersamaan gedung kelas III yang terdiri dari 3 lantai itu, sedang dalam proses rehab berat.
Hal ini disampaikan Anggota DPRD Parimo, Mohammad Fadli, disela-sela rapat Paripurna laporan Komisi II terkait rekomendasi dari catatan DPRD atas laporan realisasi semester pertama, Kamis (8/8/2024).
Rapat paripurna tersebut dipimpin Wakil Ketua DPRD Parimo, Alfrets Tonggiroh dan dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Parimo, Zufinasran.
“Kabarnya, pak ketua, pak sekda, belum dipindahkannya pasien itu karena belum ada persetujuan dari direktur. Alasannya, kalau dipindahkan akan mengganggu pendapatan di rumah sakit. Ini alasan yang kurang manusiawi,” terang Fadli.
Fadli mengatakan, kebijakan Direktur RSUD Anuntaloko Parigi tak hanya dikeluhkan keluarga pasien, pun oleh pihak kontraktor yang mengerjakan proyek rehab gedung tersebut. Pasalnya, dari sisi pasien sangat mengganggu kenyamanan bahkan kesehatan.
“Pemindahan pasien hanya dari lantai 2 ke lantai 3, sehingga dilantai 3 menumpuk pasien. Sementara di gedung itu sedang dilakukan pembongkaran, tentu suara bising dan debu berterbangan ke mana-mana. Ini tentu bertentangan dengan kegiatan penyembuhan pasien,” urainya.
Sebab, itu Fadli meminta agar segera dilakukan pemindahan pasien dari gedung kelas III. Bahkan, untuk pertimbangan kesehatan dan kesembuhan pasien, pihaknya menyarankan agar direlokasi sementara ke ruang VIP.
“Olehnya melalui kesempatan ini saya menyampaikan Sekda untuk segera memerintahkan Direktur RSUD memindahkan pasien-pasien itu. Dan saya kira rumah sakit tidak mengapa sekali-kali masyarakat kecil di rawat di kelas III direlokasi ke VIP,” pungkasnya.
